Itu semua karena kampung Muhlis termasuk daerah pendaratan pasukan Sekutu. Ketika Muhlis ditemukan, karung berisi artefak-artefak masih ditentengnya. Muhlis baru ditemukan ayahnya saat jam 9 malam. Satu kali ia bahkan pernah tersesat di hutan dekat kampungnya, Totodoku-Joubela. Bukan berburu babi hutan pengganggu ladang, melainkan besi tua peninggalan Perang Dunia II. Laki-laki yang di Facebook mengaku sebagai pemandu wisata dan siap seharian memandu wisata sejarah Morotai ini punya kegilaannya sendiri sedari kecil. Beberapa media nasional pernah mengangkat kisahnya.ĭi luar Morotai, terutama penikmat sejarah perang, orang lebih mengenal Muhlis Eso ketimbang Bupati Morotai. Muhlis Eso adalah orang nomor satu yang harus dicari oleh para peneliti atau pencinta sejarah jika hendak menelusuri jejak Perang Dunia II di Morotai, salah satu pulau paling utara di Maluku.
0 Comments
Leave a Reply. |